Doa (Chairil Anwar)
Tuhanku
dalam termangu
aku masih menyebut namaMu
biar susah sungguh
mengingat Kau penuh seluruh
cayaMu panas suci
tinggal kerdip lilin di kelam sunyi
Tuhanku
aku hilang bentuk
remuk
Tuhanku
aku mengembara di negeri asing
Tuhanku
di pintuMu aku
mengetuk aku tidak bisa berpaling
Kesimpulan dari puisi ini adalah, bahkan dalam keadaan sulit pun kita seorang manusia harus tetap mengingat tuhan kita, karena hanya tuhan kita lah satu satunya penolong dikala kita jatuh disaat semua orang menjauh.
Sajadah Panjang (Taufik Ismail)
Ada sajadah panjang terbentang
Dari kaki buaian
Sampai ke tepi kuburan hamba
Kuburan hamba bila mati
Ada sajadah panjang terbentang
Hamba tunduk dan sujud
Di atas sajadah yang panjang ini
Diselingi sekedar interupsi
Mencari rezeki, mencari ilmu
Mengukur jalanan seharian
Begitu terdengar suara azan
Kembali tersungkur hamba
Ada sajadah panjang terbentang
Hamba tunduk dan rukuk
Hamba sujud dan tak lepas kening hamba
Mengingat Dikau Sepenuhnya.
Kesimpulan dari puisi ini adalah, sesibuk sibuknya kamu berkegiatan didunia disaat mencari rezeki, mencari ilmu atau bahkan yang lainnya, disaat azan berkumandang kembalilah pada tuhanmu untuk bersujud meminta ampun, karena tuhanmu memanggilmu agar kamu terus mengingatNya.
Ketika Engkau
Bersembahyang (Emha Ainun Najib)
Ketika engkau bersembahyang
Oleh takbirmu pintu langit terkuakkan
Partikel udara dan ruang hampa bergetar
Bersama-sama mengucapkan allahu akbar
Bacaan Al-Fatihah dan surah
Membuat kegelapan terbuka matanya
Setiap doa dan pernyataan pasrah
Membentangkan jembatan cahaya
Tegak tubuh alifmu mengakar ke pusat bumi
Ruku’ lam badanmu memandangi asal-usul diri
Kemudian mim sujudmu menangis
Di dalam cinta Allah hati gerimis
Sujud adalah satu-satunya hakekat hidup
Karena perjalanan hanya untuk tua dan redup
Ilmu dan peradaban takkan sampai
Kepada asal mula setiap jiwa kembali
Maka sembahyang adalah kehidupan ini sendiri
Pergi sejauh-jauhnya agar sampai kembali
Badan di peras jiwa dipompa tak terkira-kira
Kalau diri pecah terbelah, sujud mengutuhkannya
Sembahyang di atas sajadah cahaya
Melangkah perlahan-lahan ke rumah rahasia
Rumah yang tak ada ruang tak ada waktunya
Yang tak bisa dikisahkan kepada siapapun
Oleh-olehmu dari sembahyang adalah sinar wajah
Pancaran yang tak terumuskan oleh ilmu fisika
Hatimu sabar mulia, kaki seteguh batu karang
Dadamu mencakrawala, seluas ‘arasy sembilan puluh sembilan.
Kesimpulan dari puisi ini adalah, sembahyang itu sangat berpengaruh sekali dalam kehidupan dunia maupun akhirat. karena hidup didunia ini hanya sementara, apalagi kalo bukan untuk memperbanyak pahala didunia. karena jaminan nya adalah surga yang mungkin tak akan pernah terbayangkan oleh manusia betapa indahnya. dan keuntungan didunia nya adalah hati menjadi tentram, wajah bersinar dan hidup menjadi tenang.