Selasa, 23 Maret 2021

PUISI TENTANG KETUHANAN

 

Doa (Chairil Anwar)

 

Tuhanku

dalam termangu

aku masih menyebut namaMu


biar susah sungguh

mengingat Kau penuh seluruh


cayaMu panas suci

tinggal kerdip lilin di kelam sunyi

 

Tuhanku

aku hilang bentuk

remuk

 

Tuhanku

aku mengembara di negeri asing

 

Tuhanku

di pintuMu aku

mengetuk aku tidak bisa berpaling


Kesimpulan dari puisi ini adalah, bahkan dalam keadaan sulit pun kita seorang manusia harus tetap mengingat tuhan kita, karena hanya tuhan kita lah satu satunya penolong dikala kita jatuh disaat semua orang menjauh.

 

Sajadah Panjang (Taufik Ismail)

 

Ada sajadah panjang terbentang

Dari kaki buaian

Sampai ke tepi kuburan hamba

Kuburan hamba bila mati

 

Ada sajadah panjang terbentang

Hamba tunduk dan sujud

Di atas sajadah yang panjang ini

 

Diselingi sekedar interupsi

Mencari rezeki, mencari ilmu

Mengukur jalanan seharian

Begitu terdengar suara azan

Kembali tersungkur hamba

 

Ada sajadah panjang terbentang

Hamba tunduk dan rukuk

Hamba sujud dan tak lepas kening hamba

Mengingat Dikau Sepenuhnya.


Kesimpulan dari puisi ini adalah, sesibuk sibuknya kamu berkegiatan didunia disaat mencari rezeki, mencari ilmu atau bahkan yang lainnya, disaat azan berkumandang kembalilah pada tuhanmu untuk bersujud meminta ampun, karena tuhanmu memanggilmu agar kamu terus mengingatNya.

 

Ketika Engkau Bersembahyang (Emha Ainun Najib)

 

Ketika engkau bersembahyang

Oleh takbirmu pintu langit terkuakkan

Partikel udara dan ruang hampa bergetar

Bersama-sama mengucapkan allahu akbar

 

Bacaan Al-Fatihah dan surah

Membuat kegelapan terbuka matanya

Setiap doa dan pernyataan pasrah

Membentangkan jembatan cahaya

Tegak tubuh alifmu mengakar ke pusat bumi

 

Ruku’ lam badanmu memandangi asal-usul diri

Kemudian mim sujudmu menangis

Di dalam cinta Allah hati gerimis

Sujud adalah satu-satunya hakekat hidup

Karena perjalanan hanya untuk tua dan redup

Ilmu dan peradaban takkan sampai

Kepada asal mula setiap jiwa kembali

 

Maka sembahyang adalah kehidupan ini sendiri

Pergi sejauh-jauhnya agar sampai kembali

Badan di peras jiwa dipompa tak terkira-kira

Kalau diri pecah terbelah, sujud mengutuhkannya

 

Sembahyang di atas sajadah cahaya

Melangkah perlahan-lahan ke rumah rahasia

Rumah yang tak ada ruang tak ada waktunya

Yang tak bisa dikisahkan kepada siapapun

 

Oleh-olehmu dari sembahyang adalah sinar wajah

Pancaran yang tak terumuskan oleh ilmu fisika

Hatimu sabar mulia, kaki seteguh batu karang

Dadamu mencakrawala, seluas ‘arasy sembilan puluh sembilan.


Kesimpulan dari puisi ini adalah, sembahyang itu sangat berpengaruh sekali dalam kehidupan dunia maupun akhirat. karena hidup didunia ini hanya sementara, apalagi kalo bukan untuk memperbanyak pahala didunia. karena jaminan nya adalah surga yang mungkin tak akan pernah terbayangkan oleh manusia betapa indahnya. dan keuntungan didunia nya adalah hati menjadi tentram, wajah bersinar dan hidup menjadi tenang.